Hai

Hai

Rabu, 29 Februari 2012

Membangun Karakter

Disiplin diri merupakan hal penting dalam setiap upaya membangun dan membentuk karakter seseorang, sebuah organisasi, dan sebuah masyarakat bangsa. Sebab dalam hubungannya dengan seseorang, karakter mengandung pengertian (1) suatu  kualitas positif yang dimiliki seseorang , sehingga membuatnya menarik dan atraktif (2) reputasi seseorang dan (3) seseorang yang unusual atau memiliki kepribadian yang eksentrik.
Dalam Kamus Poerwadarminta, karakter diartikan sebagai tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang daripada yang lain.
Dengan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa membangun karakter (character building) adalah proses mengukir atau memahat jiwa sedemikian rupa, sehingga "terbentuk" unik, menarik, dan berbeda atau dapat di bedakan dengan orang lain. Ibarat sebuah huruf dalam alfabet yang tak pernah sama antara yang satu dengan yang lain, demikianlah orang-orang yang berkarakter  dapat di bedakan satu dengan yang lainnya (termasuk dengan yang tidak/belum berkarakter atau "berkarakter" tercela).
Kalimat itu boleh jadi merangkum sejarah hidupnya yang sangat inspirasional. Lewat perjuangan panjang dan ketekunan yang sulit dicari tandingannya, ia kemudian menjadi salah seorang pahlawan besar di dalam sejarah Amerika yang mendapatkan berbagai penghargaan di tingkat nasional dan internasional atas prstasi dan pengabdiannya.
Dan sejarah hidupnya mendemostrasikan bagaimana proses membangun karakter itu memerlukan disiplin tinggi karena tidak pernah mudah dan seketika atau instant. Diperlukan refleksi mendalam untuk membuat rentetan moral choice (keputusan moral) dan ditindak lanjuti dengan aksi nyata sehingga menjadi praksis, refleksi, dan praktik. Diperlukan sejumlah waktu untuk membuat semua itu menjadi custom (kebiasaan) dan membentuk watak atau tabiat seseorang.
Demikianlah makna penting sebuah karakter dan proses pembentukannya yang tidak pernah mudah melahirkan manusia-manusia yang tidak bisa di beli. Ke arah yang demikian itulah pendidikan dan pembelajaran-termasuk pengajaran di institusi formal dan pelatihan institusi non-formal- seharusnya bermuara, yaki membangun manusia-manusia berkarakter (terpuji), manusia-manusia yang memperjuangkan agar dirinya dan orang-orang yang dapat di pengaruhi agar menjadi lebih manusiawi, menjadi manusia yang utuh atau memiliki integritas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar