Hai

Hai

Senin, 06 Mei 2013

Sepenggal Naskahku "Look At Me"


“Hei,apa yang membuatmu menjadi seperti ini? Apa aku salah memperhatikanmu
seperti itu? Tatsuya-san? Aku tidak mengerti denganmu. Apa kau tidak apa-apa? Kau tadi demam sekali...”pinta gadis itu. “Uh,kau sungguh memaksa. Aku sudah bilang, aku tidak apa-apa. Aku tidak demam. Kau benar-benar...menyebalkan..”jawab pria yang bernama Tatsuya itu dengan ketus. Tatsuya meremas ponselnya dengan gemas.”Sudah ya? Aku lelah.”kata Tatsuya dingin. Gadis itu menghela nafas panjang. “Baiklah.”jawab gadis itu dengan lemas. Ditutupnya flip ponselnya. Tatsuya terdiam.Tak seharusnya dia bilang seperti itu kepada gadis baik hati seperti Aiko. Entah setan apa yang merasuki, sehingga membuat Tatsuya berbicara ketus seperti itu di ponsel saat gadis itu menelpon. Tatsuya menatap jendela kantornya yang mengembun karena salju diluar sana. “Salju bahkan tak mampu menyembunyikan kesedihanku ini.”gumam Tatsuya pelan. “Aku hanya tidak ingin kau tahu, jika aku semakin lemah. Penyakit ini terlalu serius. Aku hanya tidak ingin kau kecewa denganku. Tidak. Bukan kau yang egois, tapi aku. Aku jahat,sangat jahat.”gumam Tatsuya kembali.Matanya menerawang jalanan di sebrang kantornya. “Aiko-cha, kau tahu? Aku sangat menyayangimu.”-Tatsuya Fujisawa

Jepang, 20 April 2008

     Jalanan tampak lenggang. Matahari semakin turun ke tempat asalnya. Hanya ada dua anak kecil yang menggemaskan bermain di taman bermain. Bermain pasir dengan sangat senang sesekali tertawa lepas. “Hei, Aiko-chan. Kau tahu?Aku sangat senang menggenggam tanganmu seperti ini.”ucap anak laki-laki itu dengan lucu.Wajah tampan yang masih terlihat seperti anak bayi, rambut hitam legam, perawakan yang tegap, tinggi badan yang ideal bagi anak sekecil itu, dan ditambah raut wajahnya yang memancarkan kebijaksanaan.Tangan mungilnya perlahan menggenggam tangan anak perempuan itu dengan erat. “Tatsuyaaa! Kau ini... Tanganmu bekas pasir. Banyak virus di tanganku, Tatsuyaaa!”dengan lucunya, anak perempuan yang dipanggil Aiko itu langsung membersihkan tangannya. Menepuk-nepuk tangannya dengan pelan. Tatsuya hanya tertawa. Sesekali Aiko memukul pelan punggung Tatsuya. “Kau jahat! Jika aku sakit karena terlalu banyak virus di tanganku, bagaimana? Kau mau menungguiku di rumah sakit?”ujar Aiko ketus. “Hei, anak polos. Tidak ada yang namanya virus di pasir. Yang ada bakteri. Kau ini, sudah besar, tidak tahu yang mana virus yang mana bakteri.”kata Tatsuya tersenyum jahil. “Tatsuyaaaa! Aku tidak polos!”kata Aiko sambil menepuk lengan Tatsuya dengan kencang. “Aiko-chan, sakit!”.Tatsuya meringis menahan sakit di lengannya.

“Biar saja. Kau jahat. Aku bisa membedakan yang mana virus dan yang mana bakteri. Aku kan bercita-cita menjadi dokter. Dokter yang menolong anak-anak sakit”.Aiko tersenyum. Tatsuya mengelus kepala Aiko yang sudah dianggapnya adik kecilnya itu. “Kalau begitu, aku juga ingin menjadi dokter. Dokter yang mengurusi urusan kanker. Teruskan cita-citamu, ya?”. Aiko terdiam. “Kanker? Apa itu?”.Tatsuya mengacak-acak rambut Aiko. “Sudah kubilang, kau ini masih polos. Kau akan tahu pada waktunya. Aku ingin melihatmu menjadi dokter di masa depan.”. Tatsuya menggenggam tangan Aiko. Aiko mengangguk dengan mantap. “Aku janji menjadi dokter sehingga kau bisa tersenyum bahagia melihatku”. Tatsuya tersenyum manis. “Mm, Tatsuya-chan..... sebaiknya kita pulang. Aku takut gelap. Bagaimana jika kita ke rumahku,aku yakin pasti ibuku sudah menyiapkan makan malam untukku. Bisa saja kare ayam, atau sushi, atau bahkan ayam dengan bumu pedas diatasnya”.Aiko menepuk perutnya berkali-kali tanda dia sudah lapar. Matahari semakin tenggelam.Mereka pun pulang dengan tangan yang masih bergandengan tangan seperti anak yang tidak ingin berpisah dengan induknya.




Jepang, 22 Desember

     Perpustakaan kota sepi sekali. Sesekali hanya satu dua orang yang berlalu lalang di sini. Terlalu pagi. Disudut lain,ada gadis berkulit putih dengan kacamata yang bertengger di matanya. Poninya dijepit ke atas. Gadis berambut semi panjang berwarna hitam itu tampak serius dengan benda yang didepannya itu. Buku dengan bertuliskan “SEJARAH KEDOKTERAN DI DUNIA” ditekuninya. Sesekali gadis itu melirik jam seperti menunggu seseorang. “Aiko!”. Gadis yang dipanggil Aiko itu menoleh. “Ah, Miraku-chan! Kupikir kau lupa isi pesanku minggu lalu. Ah, kau benar-benar pemalas. Kau telat 5 menit”. Aiko melepas kacamatanya dan menatap sinis temannya itu. Miraku Shoka, gadis anggun yang kelakuannya mirip dengan kakak laki-lakinya yang bawel itu langsung mengacak-acak rambut Aiko dengan kasar. “Oh, Aiko. Gomennasai, aku tadi harus mengantar adikku yang cerewet itu ke rumah temannya. Kau tahu? Dia mendahuluiku. Dia bilang dia mau kencan.Cih, kencan dengan tikus putih menyebalkan itu mungkin”. Miraku merapikan rambutnya yang kusut, mungkin karena berlari mengejar waktu. Aiko hanya geleng kepala saja. Pip. Ponsel Aiko berbunyi. Aiko membuka flip ponselnya. Matanya menelusuri isi pesan itu. Perlahan Aiko tersenyum.

“Ada apa?”tanya Miraku. “Kau tahu? Aku harus pergi sekarang”. Aiko semangat merapikan buku yang dipinjamnya. Tak lupa Aiko melepas jepitan di poninya dan menggerai rambut panjangnya itu. “Jadi? Aku sampai di sini, menceritakan kekesalanku tentang keterlambatanku, dan kini kau akan langsung pulang? Aku tak sampai 10 menit sampai disini. Ayolah, temani aku di sini. Aku bosan di rumah”.pinta Miraku. Aiko beranjak dari duduknya. “Maafkan aku, Miraku.Aku harus pergi. Ada seseorang yang harus kujemput di bandara”.Aiko langsung memakai mantelnya dan pergi dari ruangan itu. Meninggalkan Miraku yang kesal karena Aiko.

-------------------------------∞∞∞∞∞-------------------------------

“Dia dimana?”.Aiko mengedarkan seluruh pandangan ke arah pintu kedatangan. Bandara cukup padat hari ini. Hal ini menyebabkan Aiko harus berjinjit karena tinggi badannya yang tidak tumbuh lagi semenjak umurnya mencapai 17 tahun. Aiko mengecek kembali isi pesan yang dikirim seseorang untuknya.

“Hei, gadis polos. Aku mungkin pulang hari ini. Aku bosan di sini. Jemput aku, aku mohon. Jam 4 di bandara. Aku tunggu.”

Aiko menghela nafas. Jam 4 lebih 15 menit. Jadi, sudah ada 15 menit dia tak datang? pikir Aiko. Aiko langsung duduk di ruang tunggu. Terlalu lelah berdiri di puluhan manusia. Earphone kembali terpasang di kedua telinganya. Aiko memejamkan matanya. Aiko hampir terlelap. Pip.Aiko tersentak. Dengan cepat, dia membuka ponselnya dan melihat 1 pesan. “Aku mohon. Kumohon, pesan ini dari dia”.Aiko membuka pesan itu hati-hati. Raut wajah Aiko kembali murung.

”Hei,gadis polos. Pesawatku ditunda. Aku tak tahu mendarat di sana jamberapa.Tapi bisakah kau menungguku?”

Aiko manyun. “Bodoh. Aku tidak akan meninggalkanmu. Kalau kau tiba-tiba datang dan menutup mataku dari belakang, kau harus mentraktirku ramen di kedai ramen favoritku.Oh tidak.Aku harus menjitakmu terlebih dahulu”.Aiko mendengus kesal. “Pria menyebalkan. Bilang saja kau sedang mengerjaiku. Kau membuatku rela meninggalkan suasana rumah yang hangat.”oceh Aiko.Tak peduli orang mendengarkan atau tidak ocehannya, yang pasti tidak akan mengobati kekesalannya itu.

Tiba-tiba sepasang tangan menutup matanya. Aiko kaget dan langsung berusaha melepaskan tangan itu. Tapi,Aiko tiba-tiba berhenti memberontak. Di pegangnya tangan itu. Halus dan hangat. “Sepertinya aku tahu tangan ini, aku pernah merasakannya. Merasakan perasaan kecil ini.”gumam Aiko.

 “Hei,gadis polos. Kau mau menjitakku?”suara berat itu keluar dari pemilik sepasang tangan yang masih menutup matanya. Aiko terdiam sejenak. Bibirnya tak sanggup mengucap sepatah kata.“Ramen? Boleh saja. Asal kau yang tunjukkan jalannya padaku.”suara itu kembali terdengar di telinga Aiko. Aiko masih diam saja. “Kau tahu?Aku sedang tidak mengerjaimu.”tawa pemilik suara itu renyah. Aiko masih tidak bergeming. Menerka-nerka siapa pemilik tangan itu. Sejenak, Aiko langsung menoleh. “Kau.....?”
 

Sedikit ya? Hehe, cerita ini sebenernya cuma iseng gara-gara inspirasi dari penulis novel tetralogi favoritku. Yup,siapa lagi kalo bukan Ilana Tan :)

4 karya novelnya sangat keren. Aku suka novel Autumn in Paris dan Winter in Tokyo. Ceritanya mengena banget. Ending yang benar-benar hebat. Diksinya sangat selektif :) 

Minggu, 05 Mei 2013

Adorable Cat =))

Foto ini aku ambil udah lama sih. Waktu jamannya di tv ada Namaku Mentari. Tau gak? Gatau ya? Yah pinter deh *iniapa*

Tau kucingnya punya kakek-kakek itu? Nah, namanya Amanda. Panggilannya Manda kalo gak salah.

Nah, pulang sekolah jam 12 itu aku nyariin si Moru ini. Aku cari di luar gaada, di teras gaada, di lemari gaada, di jamban juga gaada (?)

Eh, tbtb waktu di kamarnya mamaku, ini kucing dengan tampang sok imutnya, duduk manis trs nonton eh. NONTON! Kucing pinterrrr. Pas aku liat dia nonton apa, eh nonton itu yang aku bilang tadi Namaku Mentari itu. So cuteeee rawr :*

Galau? Hft.

Hm. Galau? Galau itu apa sih? Galau itu adalah sebuah kata yang terdiri dari huruf G-A-L-A-U *abaikan*

Galau itu apa ya... Menurutku sih ya perasaan kita diantara dua pilihan atau gimana ya bahasanya... Yg penting, intinya sedih deh. Udah gitu aja.

Galau? Anak mana yang gatau kata galau? Kalo ada yg gatau, udah di goa berapa abad coba -_- *jejelin hp*

Seseorang pernah bertanya kepadaku "Kak, galau itu normal gak sih? Trs kalo normal, apa setiap hari boleh galau?"
Pertanyaan aneh bin absurd sih -_- iya kali yang nanya aja anak SD umur 9 tahun alias sepupuku sendiri.

Galau itu normal. Asal gak berlebih. Misalnya kalian galau trs kalian ngetweet atau bikin status isinya galauuuu mulu. Nah itu udah lebay namanya. Apalagi sampe bunuh diri. Kelewat alay -_-

Galau gak mungkin tiap hari dirasain. Iya kali tiap kalian dapet nilai bagus, trs kalian galau. Atau gak kalo kalian semisal ditembak sama cowok, trs kalian nerima. Malemnya galau. Itu kan gak lazim. Gak cocok lah.

Anyway, galau itu mutlak dirasakan oleh orang-orang. Hukumnya juga sunnah, gak wajib. Kalo wajib mah shalat 5 waktu itu baru wajib.

Begitulah, sekian :)

Miss Cyber8 ({})

Aloha Cyber8. Uuu kangen rasanya kalo keingetan nama ini. 8 orang yang aku rindukaaan. Wusss {}

Si Aya, si maniak game, si maniak makan, maniak pekok? Pancen. Miss you so much :*

Si Rumi, si hidung ilang, si hidung papan luncur, si narsis, si bokong indah? Yoh.

Si Fani, si badan bulet, si badan bunder, si Aura Kasih kw 8? Uu ._.

Si Fisa, Einstein dadakan, si behel narsis, si Andika Kangen Band, si Galauers? Wkwk

Si Yuni, si apoteker, si maniak komik, si maniak khayalan, si rambut indah? ....

Si Nisa, si pelawak hanya dgn air mata, org yg gampang bgt buat dikerjai? Em...

Si Lana, si pendiem menghanyutkan, si hidung mancung, si maniak kimia? Oh come on ._.

Si Iif, orang yg sdh tiga kalinya jatuh cinta, si jail, penggemar Yoon Shi Yoon? *buang kalen*

Aku kangeeeeeen mereka :)
Tapi ya gitu, kesibukan masing-masing.... Lain waktu pasti..:")

Monday, go to the hell!

Besok hari apa...? Kalo bagi anak SD, mungkin dijawab besok hari libur. Yaiya, kelas 6 nya UN.

Dan bagi anak SMP/SMA se-derajat...besok itu....hell banget lah.

Udah upacara, pelajarannya ngebosenin, dan blablabla. Iyasih. Males banget kalo udh hari Minggu trs inget kalo besok hari Senin. Pengen rasanya ngomong ke hari Senin itu ...."Aku siapa? Ini hari apa? Kamu mau ngapain? Jawab! Aaaa" trs lari ke jamban. *alaymodeon* . Bahasa ndeso nya itu....amnesia.

Hufet bangetlah. Apalagi besok tuh ya, kesayangan lagi keluar kota alias ke Tegal. Gatau lah ngapain. Tapi penting katanya. Yaaaaah, hari yg sangat beraaaaaat.

Sabtu, 04 Mei 2013

Malam yang Benar-Benar....

Termenung di meja tanpa melakukan apa-apa. Hanya ditemani dengan Milkuat Yoghurt rasa Strawberry. Sedikit cerita, tadi pulang sekolah langsung tidur. Dan baru bangun pas maghrib.

Bangun tdr itu, benda yang selalu aku cari dan lihat pertama kali....harus hp! Gatau kenapa.... Aku buka hp ku, ada notification Whatsapp, Twitter, Foursquare, dan sms. Karena aku lebih suka liat Whatsapp, aku akhirnya cuma buka Whatsapp. Dan.....tes.... Air mata ngalir gitu aja. Bukan karena aku telat bangun, bukan. Karena....dia...mau pergi. Aku gatau kenapa, kali ini perasaanku beda. Aku ngerasa dia mau pergi jauh dan gak akan kembali di sini. Di jogja, di sekolah, di rumah tapi tidak di hatiku.... Ya gitu lah, malam ini berlanjut dengan lagu galau dan grgr dia juga, aku jadi curhat di sini. Di blog.....

Is it right?

Aha!

Jumat, 03 Mei 2013

Njilimet.

Satu pertanyaan... Kenapa semua pelajaran IPA itu memuakkan?

Kenapa semua pelajaran IPA itu harus membosankan dengan rumus rumit dan nganti jempalitan? Kenapa? Apa aku harus tanya kenapanya sama eyang subur? Gak ah, gak dijadiin istri sama dia -_- ntar ada yang marah ._. :)

Nek udah gak mudeng, kudu salto ngono? ._. Yungalah

1 year ago...

Kangen sama anak 9A. Walaupun kadang bikin emosi, tapi waktu musik.udah jalan, nah disitulah kebersamaan itu ada :')
Kebersamaan waktu UN, kebersamaan waktu wisuda, bagai lautan biru dengan bermacam warna pengiring :')
Miss them so much :')

Special :)

Disarankan jangan protes -_-
Blog, blog e sopo mblo? -_-

Foto ini cukup kan buat mewakili alasan aku bisa seneng sama dia?
Sipit. Sangat sipit. Tawa renyahnya. Senyum lebarnya. Tatapannya yang membuat jatuh bintang di atas langit *lebaysitikrapopo*

Yup. Alisnya yang nyambung kayak nyambungnya kabel tv sama kabel antena. Udah gitu, matanya yang mungkin apa ya....jadi tempat berteduh mungkin (?)

Bersyukur aku bisa mengenalnya.....:)

Wake up early's killing me slowly

Hai. Senin, Rabu, & Jum'at. How was a lovely day, right? Yes for you and not for me -_-

Bayangin...bangun pagi, belum lagi kalo udah kemrusu, dan kadang aku sekarang malah gak sarapan. Hanya demi tidak terlambat dan hanya untu mengerjakan soal latihan UN. Iya kalo aku masih inget materi yg dulu-dulu. Nah kemaren noh buktinya, matematika ngeblank -_- Hanya 8 nomer yang berhasil aku jawab. 17 nomer lainnya? Kemakan waktu gara2 aku kebanyakan omong kosng -_-

Hell ya...

Kutipan Novel "Waktu Aku Sama Mika"

 Beberapa kutipan yang aku anggap menyentuh dan menarik......

“Selasa, 12 September 2006 @ 14:32 WIB “
Malaikat Pelupa

Mika itu malaikatku..
tapi Dia pelupa..

Mika lupa pakai sayapnya..

Sekarang Mika lagi ambil sayapnya..
Di surga..


“ Jumat, 15 September 2006 @ 15:54 WIB
Malaikat buat Aku

Apa yang ditinggalkan Mika buat aku?

Mika membawa semuanya bersama kematiannya.

Tapi aku salah..

Mika meninggalkan teman-temannya buat aku.

Teman-teman yang selalu menghiburku..
Teman-teman yang menjadi pahlawan aku..
Teman-teman yang membuatku percaya..
bahwa mereka tidak menderita..
tidak merasa sakit..
tidak merasa sedih..
walau AIDS ada di dalam tubuh mereka..

Mika meninggalkan teman-temannya buat aku..
Mika meninggalkan malaikatmalaikat buat aku..
Enam malaikat..
Untuk menjagaku.

Yang hanya satu orang..


“Senin, 18 September @ 22:02 WIB”
Surat Untuk Surga

Dear Mika Di Surga…

Mika, terima kasih ya.. Kamu sudah bikin aku bisa bantu orang..
Kamu bilang, ak gak boleh ngerasa jadi yang paling sakit, ya?
Kamu benar.. Aku ternyata enggak sesakit yang aku bayangkan dulu..

Mika, sekarang aku jadi relawan Aids, loh..
Kamu senang gak, nggak?
Aku juga bagiin cerita kita sama orang lain…

Kamu hebat Mika.. Sekarang, kamu bukan Cuma pahlawan buat aku saja.. Tapi kamu pahlawan juga buat semua yang baca kisah kamu..

Mika, di surga kamu minta apa?
Apa kamu minta malaikat-malaikat buat lndungi aku?
Ingat teman-temanmu dulu? Mereka sekarang jadi malaikat pelindung aku, loh..
Itu kamu yang kirim?..

Pokoknya, Mika.. AKU SAYANG KAMU.. Aku enggak sempet bilang ini semua sama kamu dulu, ya? Maaf..
Samapaikan terima kasih aku sama Tuhan karena sudah sampaikan surat ini sama kamu, ya..

Sugar Pie Honey-mu
INDI


“Kamis, 21 September 2006 @ 16:01 WIB”
Miracle

“Sugar, kamu tau enggak kenapa nama aku Mika?”

Aku menggeleng

“Dulu, mama nggak mau aku lahir. Jadi mama coba bunuh aku. Kamu tau aborsi? Mama coba bunuh aku.. Tapi nggak berhasil. Hehehe.. Makanya mama kasih nama aku Mika.
Asal katanya dari miracle.. Keajaiban.. “

Aku tatap Mika lama..
Mika, aku pikir nama kamu asalnya dari kata Malaikat.
Soalnya, kamu udah jadi malaikat pelindung buat aku”
 

“Senin, 9 Oktober 2006”
Kesalahan

‘’Mika, kenapa aku selalu buat kesalahan lebih banyak dari pada orang lain? Aku bodoh, ya?

‘’Sugar, kamu tahu enggak kumpulan kesalahan itu namanya apa? Itu namanya pengalaman.. kalau kamu sering kali buat kesalahan, itu berarti kamu punya jauh lebih banyak pengalaman dari pada orang lain…’’


‘’Jumat, 29 September 2006 @ 15:50 WIB
Surat Buat Tuhan

Tuhan..
Aku mau minta tolong sama Kamu..
Bisa gak Kamu tunjukin sama aku kalau Kamu itu benar-benar ada?

Tuhan..
Apa Kamu kenal Mika?
Mika sudah ke rumahMu 2 tahun lalu.
Sekarang aku benar-benar kesepian…

Tuhan..
Bisa gak Kamu kembalikan Mika sama aku?
Tolong.. Aku mohon…
Sekali ini saja.

Biar aku tahu..
Kalau Kau benar-benar ada…


‘’Senin, 16 Oktober 2006’’
Rindu

Tuhan..
Aku rindu saat itu..

Saat itu aku merasa senang setiap hari..
Seperti kecanduan!

Tuhan..
Aku rindu saat itu..

Saat itu aku punya alasan untuk cemburu..
Tertawa dan menangis dalam waktu yang bersamaan!

Tuhan..
Aku rindu saat itu..

Saat itu aku merasa sempurna..
Lupa akan cacatku!

Tuhan..
Aku rindu saat itu..
Aku rindu saat jatuh cinta!

Tolong buat aku jatuh cinta sekali lagi, Tuhan..
Kumohon.. Aku benar-benar merindukannya!


‘’Rabu, 18 Oktober 2006 @ 13:08 WIB
Tanpa Syarat

Mika ajarkan aku tentang cinta tanpa syarat.
Cinta tidak perlu berbalas. Tidak perlu pamrih..

Kalian mau tahu buktinya?

Mika selalu bilang, dia sayang sama aku..
Tapi Mika tidak pernah tanya, aku sayang dia atau tidak…

 

Quotes from Ilana Tan's Novel

Ilana Tan..... Yup. Salah satu penulis yang aku favoritin beberapa tahun ini. Malah aku sekarang suka nulis cerpen atau bahkan go to the novel :)


1) Summer In Seoul 
 

“Aku bisa melupakan semuanya, tapi aku tidak akan kembali pada orang yang sudah meninggalkanku.”
 – Han Soon-Hee  

"“Kalau suatu saat nanti kau rindu padaku, kau mau memberitahuku?

“Syarat apa itu?”

“Setuju atau tidak?”
“Kenapa aku harus memberitahumu?”
“Supaya aku bisa langsung berlari menemuimu.”

 – Jung Tae-Woo and Han Soon-Hee – 

“Padahal kita baru bertemu kemarin, kenapa rasanya seolah sudah lama sekali aku tidak melihatmu?” 
– Jung Tae-Woo 

2) Autumn in Paris
 

"Seandainya masih ada harapan sekecil apapun untuk mengubah kenyataan, ia bersedia menggantungkan  
 seluruh hidupnya pada harapan itu."

“Apakah dengan melihatku saja membuatmu sedih?” –Tatsuya Fujisawa

"Sekarang... Saat ini saja... Untuk beberapa detik saja... aku ingin bersikap egois. Aku ingin melupakan semua orang, mengabaikan dunia, dan melupakan asal-usul serta latar belakangku. Tanpa beban, tuntutan, atau harapan, aku ingin mengaku. Aku mencintaimu." –Tatsuya Fujisawa

“Apakah ada yang tahu bagaimana rasanya mencintai seseorang yang tidak boleh dicintai? Aku tahu.”
–Tatsuya Fujisawa

"Aku memang baru mengenalnya, tapi rasanya aku sudah mengenalnya seumur hidup. Dan tiba-tiba saja aku sadar dia telah menjadi bagian yang sangat penting dalam hidupku"  –Tatsuya Fujisawa

"Selama ini aku tidak pernah percaya pada yang namanya kebetulan, tetapi ini seperti takdir. Karena akhirnya aku mendapat kesempatan mengenalnya"  –Tatsuya Fujisawa

"Hidup ini sungguh aneh, juga tidak adil. Suatu kali hidup melambungkanmu setinggi langit, kali lainnya hidup mengempaskanmu begitu keras ke bumi. Ketika aku menyadari dialah satu-satunya yang paling kubutuhkan dalam hidup ini, kenyataan berteriak di telingaku dia juga satu-satunya orang yang tidka boleh kudapatkan. Kata-kataku ungkin terdengar tidak masuk akal, tetapi percayalah, aku rela melepaskan apa saja, melakukan apa saja, asal bisa bersamanya. Tetapi apakah manusia bisa mengubah kenyataan?" –Tatsuya Fujisawa

"Satu-satunya yang bisa kulakukan sekarang adalah keluar dari hidupnya. Aku tidak akan melupakan dirinya, tetapi aku harus melupakan perasaanku padanya walaupun itu berarti aku harus menghabiskan sisa hidupku mencoba melakukannya. Pasti butuh waktu lama sebelum aku bisa menatapnya tanpa merasakan apa yang kurasakan setiap kali aku melihatnya. Mungkin suatu hari nanti—aku tidak tahu kapan—rasa sakit ini akan hilang dan saat itu kami baru akan bertemu kembali.”  –Tatsuya Fujisawa

“Terima kasih atas semua yang sudah kaulakukan untukku. Aku selalu senang bersamamu. Kau membuat segalanya menyenangkan. Saat-saat bersamamu adalah saat-saat paling membahagiakan. Aku selalu mengira saat itu bisa bertahan selamanya.” Tara Dupont

"jangan marah padaku kalau aku menangis.... Hari ini saja.... Kau boleh lihat sendiri nanti. Kau akan lihat tidak lama lagi aku akan kembali bekerja, tertawa, dan mengoceh seperti biasa.... Aku janji..." Tara Dupont

"Selama dia bahagia, aku juga akan bahagia. Sesederhana itu."  –Tatsuya Fujisawa

3) Winter in Tokyo


 

"Kenapa harus takut gelap kalau ada banyak hal indah yang hanya bisa dilihat
sewaktu gelap?" Nishimura Kazuto

"Dia juga tidak perlu melakukan apa-apa. Yang
paling penting adalah kenyataan bahwa dia ada dan saya bisa melihatnya.”  Nishimura Kazuto

“Yang harus saya lakukan hanyalah melihatnya. Hanya melihatnya..... “dan saya akan merasa saya bisa menghadapi segalanya.”  Nishimura Kazuto 

" “Saya hanya berharap dia bisa melihat saya.”  Nishimura Kazuto  

4) Spring in London
 

"Kalau aku mengatakannya, reaksi apa yang akan kauberikan? Apakah kau akan menerima pengakuanku?
Apakah kau akan percaya padaku? Apakah kau masih akan menatapku seperti ini? Tersenyum padaku seperti ini? Atau apakah justru kau akan menjauh dariku? Meninggalkanku?"

"Tapi aku tahu aku harus mengatakannya padamu. Aku tidak mungkin menyimpannya selamanya. Entah bagaimana reaksimu nanti setelah mendengarnya, aku hanya berharap satu hal padamu.Jangan pergi dariku.
Tetaplah di sisiku."

"Aku menyadari sesuatu selama aku berada di sini. Aku rindu padamu." Danny Jo

"“Aku tidak akan menuntut banyak. Aku juga tidak akan membebanimu. Aku

hanya memintamu menunggu sampai aku menyelesaikan masalahku. Sampai saat

itu tiba, jangan pergi ke mana-mana. Tetaplah bersamaku.” Danny Jo

"“Pada saat kita bertemu lagi nanti, kalau perasaanmu masih belum berubah,

kalau kau mashi merasa sulit percaya padaku, kalau kau tidak mau melihatku lagi,

tidak mau berurusan denganku lagi, kau hanya perlu mengatakannya dan aku akan
menuruti apa pun yang kaukatakan."  Danny Jo

“Sudah terlalu lama. Keadaan mungkin sudah berubah. Dia mungkin sudah berubah. Segalanya mungkin sudah terlambat.” Naomi Ishida

“Kukira aku sudah membuat keputusan yang benar. Tidak, aku yakin aku sudah membuat keputusan
yang benar dengan membiarkanmu pergi. Kau memang butuh waktu untuk berpikir. Dan kupikir pada saatnya nanti, kalau kau tidak bisa datang padaku, aku yang akan pergi mencarimu. Tapi sekarang aku bertanya-tanya apakah aku sudah menunggu terlalu lama. Apakah seharusnya aku tidak menunggu sampai dua tahun baru pergi mencarimu?” Danny Jo

“Aku ingin kau percaya padaku ketika kukatakan bahwa aku mencintaimu.” Danny Jo

(5) Sunshine Becomes You
 

"Walaupun tidak ada hal lain di dunia ini yang bisa kau percayai, percayalah bahwa aku mecintaimu. sepenuh hatiku." 

"Aku ingin kau tahu bahwa aku mensyukuri hari aku mengenalmu"

"Dan pada saat itu aku akan menyerahkan seluruh hidupku kepadamu"

"Perasaan tidakkah nyata kalau aku menolak mengakuinya"

"Kuharap dia tahu bahwa selama aku masih bernafas, aku akan selalu mencintainya. Sepenuh hatiku. Selamanya."  Alex Hirano
"Seseorang pernah berkata padaku bahwa dia tidak tau kenapa aku bisa mencintai orang seperti dirinya. terus terang saja, aku juga tidak tahu. Kurasa aku termasuk salah satu orang yang merasa kau tidak membutuhkan alasan untuk mencintai seseorang. Karena cinta terjadi begitu saja. Kau tidak bisa memaksakan diri mencintai seseorang, sama seperti kau tidak bisa memaksakan diri membenci orang yang kau cintai."  Alex Hirano
"Satu-satunya penyesalan dalam hidup adalah aku tidak bisa bersamamu sekarang dan mengatakan semua ini secara langsung. Tapi tolonglah percaya padaku ketika kukatakan bahwa aku ingin selalu berada didekatmu, dan percayalah padaku ketika kukatakan bahwa aku mencintaimu."
"Mungkin kau tidak membutuhkanku tapi apakah kau tau, aku disini membutuhkanmu"
"Sebenarnya aku tidak bermaksud menghindarimu. Aku hanya berusaha menghindari perasaanku sendiri dengan menghindarimu." –Mia Clark